Perusahaan furnitur PT Chitose Internasional Tbk membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan perusahaan internasional terkemuka asal Jepang, Okamura Corp, guna meningkatkan kualitas produk, penguatan jaringan pemasaran dan distribusi. Perusahaan patungan tersebut akan beroperasi dengan nama PT Okamura Chitose Indonesia.
Okamura Corp berkedudukan di Jepang, Yokohama. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1945 itu mempunyai tiga kategori utama, yakni segmen Office Furniture, Store Displays, dan Material Handling Systems. Dari tiga segmen tersebut, Office Furniture dan Store Displays yang mendominan di dalam bisnis Okamura. Total pendapatan per Maret 2014 adalah sebesar JPY 211,4 billion (kurang lebih setara dengan Rp 22,8 trilyun) dan total aset sebesar JPY 190,9 billion (kurang lebih setara dengan Rp 20,6 trilyun).
Direktur Utama Chitose Internasional, Dedie Suherlan, di Jakarta, Senin (27/4), mengatakan, dalam operasional di tahun pertama, diharapkan Okamura Chitose dapat mencetak pendapatan sebesar Rp30 milyar. “Proyeksi pendapatan untuk tahun yang pertama sebesar Rp 30 milyar dengan target pertumbuhan setiap tahun sekitar 15-20%,” ujar Dedie.
Untuk pendirian perusahan patungan ini, Dedie menjelaskan bahwa Chitose menganggarkan investasi sebesar Rp15 milyar modal disetor, sementara Okamura Corp mendapat porsi saham 33%, sebagaimana diatur dalam persyaratan awal penanaman modal asing di dalam negeri.
Sementara itu, Presiden Direktur Okamura Corp, Mayasuki Nakamura mengatakan, sebagai tahap awal Okamura akan meningkatkan kapasitas marketing menjadi produsen secara langsung di Indonesia.
“Awalnya kita sementara ini kerja sama marketing dengan Chitose, ke depan kami ingin memproduksi bersama Chitose mulai dari produk office dan lain-lain. Chitose sudah banyak toko dan agen, kami ingin kembangkan produk kami melalui Chitose,” ungkap Nakamura.
Nakamura menambahkan, dalam praktik bisnisnya, Okamura Chitose Indonesia melakukan tiga tugas utama, yakni masuk ke dalam Upper dan High End Market, menyediakan Advanced Product, Service, dan After-Care dengan standar kualitas Jepang keperusahaan-perusahaan Indonesia, serta mengembangkan Store Display dan Shop Furniture untuk market di Indonesia, contohnya AEON project dan UNIQLO.
Dengan tambahan aktivitas bisnis melalui Okamura Chitose, Dedie berharap berkontibusi pada perolehan pendapatan Chitose Internasional menargetkan peningkatan pendapatan tahun 2015 minimal di atas level 10% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk mencapai target tersebut, sejumlah langkah dilakukan Chitose Internsional dengan memperluas ekpansi pabrik dan jaringan distribusi di tanah air.
Sesuai rencana, Chitose akan membuka flagship shop di Jawa Timur untuk pasar retail dan beberapa proyek untuk kawasan Indonesia Timur yang akan terealisasi pembangunannya di tahun ini juga. Sedangkan dari sisi manufaktur, Perseroan akan melengkapi dan mereview persiapan pabrik kedua di daerah Cimahi Jawa Barat.
“Dengan demikian, harapannya kapasitas produksi terpasang dapat meningkat hingga 25% secara bertahap dalam 5 tahun ke depan,” ungkap Dedie.
Sementara Direktur Pemasaran Chitose, Timotius J Paulus menjelaskan, pasar furniture ke depan masih sangat terbuka mengingat seperti dilansir sebuah survey terkait pasokan perkantoran bahwa tahun ini mengalami peningkatan dari 3,72 m2 menjadi 7,2 m2.
“Ini potensi furniture Chitose untuk masuk. Kendati Situasi Januari-Maret 2015 penuh tantangan seperti pelemahan Rupiah, kenaikan upah minimum hingga 17,6%, dan perekonomian secara keseluruhan yang melambat, yang tentu mempengaruhi kinerja Chitose,” tuturnya.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Timotius mengungkapkan empat poin strategi yang akan dilakukan Chitose sepanjang tahun ini. Pertama adalah penguatan kerja sama Bussiness to Bussines (B to B). Antara lain dengan meningkatkan penetrasi produk chitose yang saat ini mencapai 300 item produk, sekaligus mereview produk yang ada dalam rangka lifecycle produk.
Strategi kedua adalah Specific Focus, antara lain dengan meningkatkan penetrasi produk banket, hotel dan restoran serta produk Pendidikan. “Ketiga kita giatkan ekspansi dan difersifikasi dengan mengebangkan produk bahan dasar kayu, juga melakukan kerja sama dengan perusahaan Jepang. “Salah satunya dengan Okamura Corp hari ini, karena kita sudah jalin kerja sama dengan perusahaan Jepang lainnya sejak 5 tahun lalu,” jelas Timotius.
Sedangkan strategi terakhir adalah Bussiness to Customer. Ia menjelaskan, dalam strategi ini Chitose melakukan kerja sama dengan hypermarket untuk pasarkan produk simple, menarik. “Seperti kita pasarkan produk ZAO di Ciputra Mall Surabaya. Ini untuk mengarap kelas menengah yang biasanya mengunjungi Mall,” ujar dia.
Selain itu, lanjut dia, Chitose juga membangun Flagship Shop di Surabaya untuk melayani pasar retail di Indonesia. “Untuk flagship shop ini tanah sudah ada, dan dalam proses pembangunan. Kita berharap tahun depan sudah beroperasi,” harap dia.
Chitose juga memperbaiki belasan showroom dengan konsep baru. Salah satunya dengan kerja sama Dengan Okamura menggarap AEON shop display di departemen store dan supermarket. “Juga Uni-qlo seperti yang sudah kita selesaikan di gandaria City Mall. Uni-qlo banyak rencana di 2015, ini peluang kita,” ujar Timotius.
Sepanjang 2014, Chitose mencatat pendapatan sebesar Rp 283,44 milyar, dengan total Aset tumbuh 39% menjadi Rp 365,09 milyar dari 2013 yang sebesar Rp 262,92 milyar. Liabilitas Perseroan tercatat menurun pada 6% di 2014 yakni menjadi Rp 73,45 milyar dari posisi 2013 yang sebesar Rp 77,8 milyar. Sementara total ekuitas Perseroan mengalami peningkatan hingga 58% menjadi Rp 291,65 milyar di 2014, dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 185,12 milyar.
Source: Gatra.com
Tinggalkan Balasan